Alasan Utama Handphone Xiaomi Murah
Xiaomi merupakan vendor yang dikenal paling ramah dalam mematok harga perangkat-perangkat yang diluncurkannya. Banyak pertanyaan pun muncul, bagaimana bisa harga perangkat Xiaomi begitu murah?
Salah satu jawaban yang paling sering muncul adalah Xiaomi tidak menggunakan iklan. Padahal, tidak hanya itu alasan smartphone Xiaomi murah.
Dilansir dari laman Android Authority, Jumat (27/4), Xiaomi mengumumkan jika pihaknya akan membatasi margin laba bersih yang akan diperolehnya dari setiap penjualan perangkat keras ke batas paling maksimal adalah 5 persen. Pembatasan tersebut diambil bahkan setelah memperhitungkan pajak, dan dijanjikan sebagai hal yang mutlak.
CEO Xiaomi, Lei Jun menyampaikan pengumuman itu pada sebuah acara beberapa waktu lalu. Apa yang diumumkan oleh Jun ini tentu menyangkut seluruh perangkat yang diluncurkan oleh Xiaomi, yang termasuk di dalamnya adalah smartphone dan produk lifestyle.
Xiaomi hingga saat ini menjadi vendor yang paling sering melakukan pemangkasan harga yang sangat agresif terhadap perangkat-perangkat yang diluncurkannya. Seringkali, alasan dibalik keberanian Xiaomi dalam memangkan harga tersebut adalah ketiadaan budget untuk iklan. Padahal, iklan produk Xiaomi cukup sering terlihat, walau tidak banyak.
Xiaomi juga merupakan vendor yang dipercaya hanya mengandalkan penjual pihak ketiga untuk menyampaikan perangkatnya kepada para pengguna. Langkah ini memang cukup praktis, namun mengorbankan harga yang rupanya diiyakan oleh Xiaomi.
Berdasarkan informasi yang ditarik dari laman yang sama, model bisnis ini sangat bergantung pada pembelian purna jual seperti aksesoris atau konten dari toko digital yang disajikannya, ketimbang penjualan produk utama seperti smartphone.
Hal ini tentu jauh berbeda dengan langkah yang diambil oleh vendor smartphone lain. Kebanyakan, para vendor mengambil laba bersih lebih dari 5 persen setelah pajak yang ditentukan. Margin keuntungan perangkat keras Xiaomi pun selalu dianggap rendah.
Bahkan, perusahaan tersebut memiliki janji yang sangat besar jika melanggar apa yang diumumkannya. Berdasarkan laporan yang diterima TechCrunch, jika keuntungan yang diambil Xiaomi melebihi angka 5 persen, maka kelebihan itu akan dijadikan sebagai keuntungan bagi para pelanggan.
Pun demikian, janji Xiaomi ini tidak mengindikasikan pihaknya untuk bertahan menghasilkan perangkat murah secara terus menerus. Bisa saja ke depannya perusahaan tersebut akan menciptakan sebuah bola bercahaya yang dijual dengan harga lebih dari Rp1 miliar. Namun, perusahaan itu memastikan jika marjin laba bersih maksimal yang akan diambilnya adalah 5 persen.
Ya, langkah Xiaomi ini memang cukup ekstrim, namun tentu saja menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi para penggunanya. Vendor tersebut sampai saat ini memiliki moto yang kasat mata, yang di dalamnya berisi, kenapa harus menjual smartphone seharga USD500 ketika bisa dijual dengan harga USD400 dan membuat lebih banyak orang bisa memilikinya.
Sumber: TeknoSaurus
Salah satu jawaban yang paling sering muncul adalah Xiaomi tidak menggunakan iklan. Padahal, tidak hanya itu alasan smartphone Xiaomi murah.
Dilansir dari laman Android Authority, Jumat (27/4), Xiaomi mengumumkan jika pihaknya akan membatasi margin laba bersih yang akan diperolehnya dari setiap penjualan perangkat keras ke batas paling maksimal adalah 5 persen. Pembatasan tersebut diambil bahkan setelah memperhitungkan pajak, dan dijanjikan sebagai hal yang mutlak.
CEO Xiaomi, Lei Jun menyampaikan pengumuman itu pada sebuah acara beberapa waktu lalu. Apa yang diumumkan oleh Jun ini tentu menyangkut seluruh perangkat yang diluncurkan oleh Xiaomi, yang termasuk di dalamnya adalah smartphone dan produk lifestyle.
Xiaomi hingga saat ini menjadi vendor yang paling sering melakukan pemangkasan harga yang sangat agresif terhadap perangkat-perangkat yang diluncurkannya. Seringkali, alasan dibalik keberanian Xiaomi dalam memangkan harga tersebut adalah ketiadaan budget untuk iklan. Padahal, iklan produk Xiaomi cukup sering terlihat, walau tidak banyak.
Xiaomi juga merupakan vendor yang dipercaya hanya mengandalkan penjual pihak ketiga untuk menyampaikan perangkatnya kepada para pengguna. Langkah ini memang cukup praktis, namun mengorbankan harga yang rupanya diiyakan oleh Xiaomi.
Berdasarkan informasi yang ditarik dari laman yang sama, model bisnis ini sangat bergantung pada pembelian purna jual seperti aksesoris atau konten dari toko digital yang disajikannya, ketimbang penjualan produk utama seperti smartphone.
Hal ini tentu jauh berbeda dengan langkah yang diambil oleh vendor smartphone lain. Kebanyakan, para vendor mengambil laba bersih lebih dari 5 persen setelah pajak yang ditentukan. Margin keuntungan perangkat keras Xiaomi pun selalu dianggap rendah.
Bahkan, perusahaan tersebut memiliki janji yang sangat besar jika melanggar apa yang diumumkannya. Berdasarkan laporan yang diterima TechCrunch, jika keuntungan yang diambil Xiaomi melebihi angka 5 persen, maka kelebihan itu akan dijadikan sebagai keuntungan bagi para pelanggan.
Pun demikian, janji Xiaomi ini tidak mengindikasikan pihaknya untuk bertahan menghasilkan perangkat murah secara terus menerus. Bisa saja ke depannya perusahaan tersebut akan menciptakan sebuah bola bercahaya yang dijual dengan harga lebih dari Rp1 miliar. Namun, perusahaan itu memastikan jika marjin laba bersih maksimal yang akan diambilnya adalah 5 persen.
Ya, langkah Xiaomi ini memang cukup ekstrim, namun tentu saja menjadi sebuah keuntungan tersendiri bagi para penggunanya. Vendor tersebut sampai saat ini memiliki moto yang kasat mata, yang di dalamnya berisi, kenapa harus menjual smartphone seharga USD500 ketika bisa dijual dengan harga USD400 dan membuat lebih banyak orang bisa memilikinya.
Sumber: TeknoSaurus